Senin, 10 November 2014

Function generator dan osiloscop


Function Generator merupakan suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudenya dapat diubah‐ubah. Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika (Rangkaian Listrik), generator sinyal ini dipakai bersama‐sama dengan osiloskop.
Gambar Function Generator
Function Generator
Beberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini adalah:
Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan generator sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya ini.Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range frekuensi yang telah dipilih.Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang kompatibel dengan TTL/CMOS
Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐ 10V. Tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau putar ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).
Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐20dB. Jika tombol ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20dB.
Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk gelombang output yang diinginkan
Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format 6×0,3″
Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi yang dibutuhkan.
Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah sebesar 20dB
Cara Pemakaian Function Generator
Hidupkan power supply
Konekan cable BNC ke konektor sesuai dengan yang di inginkan. misal ingin menghasilkan sinyal TTL output makan konektor di hubungkan pada konektor TTL output dan jika untuk sinyal sinusolida dan segitiga hubungkan pada Output 50 Ohm
Untuk menghasilkan frekuensi gelombang kotak pengaturan yang di atur adalah selector TTL CMos untuk mengatur amlitudonya atau besar tegangan yang diinginkan. dan untuk mengatur dutyCycle maka putarlah selector DutyCycle. sebelum mengaturnya tarik stang selector.
Untuk menghasilkan Frekuensi gelombang Sinusolida dan Geombang Segitiga maka Maka pengaturan amplitudonya pada Sector Ampl dan konektor BNC pada output 50 0hm. Untuk meningkatkan besar tegangan atau amplitudonya maka tari stang selector dan aturlah maximal tegangan 15V.
Untuk menghasilkan Frekuensi yang di inginkan maka pilihlah tombol frekuensi yang diinginkan dan selector pengali yang sesuai. misal diinginkan 2K Hz pada pilihlah tombol 1Kz dan atur selector pengali pada 2.0
Sebuah function generator adalah bagian dari peralatan tes elektronik atau perangkat lunak yang digunakan untuk menghasilkan berbagai jenis gelombang listrik melalui berbagai frekuensi. Bentuk gelombang ini dapat berupa berulang atau single-shot, dalam hal beberapa jenis sumber memicu diperlukan (internal atau eksternal) [1] Biasanya. Function generator menghasilkan gelombang yang dihasilkan oleh berulang pengisian dan pemakaian kapasitor yang sumber energi yang konstan terhubung.
Salah satu fitur yang paling berguna dari function generator adalah bahwa hal itu dapat terkunci fase ke sumber sinyal eksternal atau lain function generator Fitur penting lainnya dari function generator. Adalah tuning terus menerus lebih dari band lebar dengan max-min rasio frekuensi 10 atau lebih berbagai, macam frekuensi dari beberapa Hz MHz, amplitudo output datar dan kemampuan modulasi seperti menyapu frekuensi, modulasi frekuensi dan amplitudo modulasi.
Function generator yang digunakan dalam pengembangan, pengujian dan perbaikan peralatan elektronik, misalnya sebagai sumber sinyal untuk menguji amplifier, atau untuk memperkenalkan sinyal kesalahan ke loop kendali. Beberapa yang paling umum bentuk gelombang yang dihasilkan oleh function generator adalah sinus, persegi, segitiga dan gigi gergaji waveforms.
BEKERJA
Sebuah function generator khas biasanya terdiri dari gelombang segitiga yang frekuensi dapat dikontrol lancar serta dalam langkah. Ini gelombang segitiga digunakan sebagai dasar untuk semua output lainnya. Gelombang segitiga yang dihasilkan dengan berulang kali pengisian dan pengosongan kapasitor dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan tegangan linear jalan ascending atau descending. Sebagai tegangan output mencapai batas atas dan bawah, pengisian dan pemakaian dibalik menggunakan komparator, menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan memvariasikan saat ini dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat diperoleh. Gelombang gigi gergaji dapat diproduksi oleh pengisian kapasitor perlahan, menggunakan arus, tetapi menggunakan dioda atas sumber arus untuk debit cepat – polaritas dioda perubahan polaritas gigi gergaji yang dihasilkan, yaitu naik turun lambat dan cepat, atau naik cepat dan lambat jatuh.
Sebuah kerja 50% siklus gelombang persegi ini mudah diperoleh dengan mencatat apakah kapasitor sedang diisi atau habis, yang tercermin dalam output komparator beralih saat ini. Siklus tugas lain (secara teoritis dari 0% sampai 100%) dapat diperoleh dengan menggunakan komparator dan sinyal gigi gergaji atau segitiga. Function generator yang paling juga mengandung sirkuit non-linear membentuk dioda yang dapat mengkonversi gelombang segitiga menjadi gelombang sinus yang cukup akurat. Ia melakukannya dengan pembulatan sudut keras dari gelombang segitiga dalam suatu proses yang mirip dengan kliping di sistem audio.
Sebuah function generator yang khas dapat memberikan frekuensi sampai 20 MHz. Generator RF untuk frekuensi yang lebih tinggi tidak berfunction generator dalam arti yang ketat karena mereka biasanya menghasilkan sinyal sinus murni atau hanya dimodulasi.
Function generator, seperti generator sinyal yang paling, juga mungkin mengandung sebuah attenuator, berbagai sarana modulasi gelombang keluaran, dan sering kemampuan untuk secara otomatis dan berulang-ulang “menyapu” frekuensi gelombang keluaran (dengan cara tegangan osilator dikendalikan) antara dua operator ditentukan batas. Kemampuan ini membuatnya sangat mudah untuk mengevaluasi respon frekuensi dari sebuah sirkuit elektronik yang diberikan.
Beberapa function generator juga dapat menghasilkan kebisingan putih atau merah muda.
Function generator yang lebih maju menggunakan Direct Digital Synthesis (DDS) untuk menghasilkan bentuk gelombang. Generator gelombang sewenang-wenang menggunakan DDS untuk menghasilkan bentuk gelombang yang dapat dijelaskan oleh tabel amplitudo.
FITUR
Fitur umum dari suatu function generator standar adalah:
Hal ini dapat menghasilkan berbagai frekuensi berkisar antara 0,01 Hz sampai 100 kHz.
Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan bentuk gelombang yang berbeda seperti gelombang sinus, gelombang persegi, gelombang segitiga, gigi gergaji gelombang, dll
Ia menawarkan akurasi besar, sekitar + / – 0,01% dalam rentang frekuensi rendah.
Distorsi yang dihasilkan dalam sinyal output kurang dari 1% untuk gelombang sinus.
Hal ini dapat terkunci fase ke sumber sinyal eksternal atau function generator lain.
Hal ini dapat terkunci fase ke frekuensi yang standar, sehingga semua bentuk gelombang output dari generator akan memiliki akurasi yang sama dan stabilitas seperti yang dari sumber standar.
Ini memberikan ketersediaan dc terus menerus disesuaikan tegangan offset antara-5V ke 5 [6] V.
Spesifikasi
Beberapa spesifikasi penting dari function generator diberikan di bawah ini:
Rentang frekuensi tertentu adalah antara 0,001 Hz sampai 20 MHz.
Frekuensi stabilitas function generator adalah 0,05%.
Distorsi function generator adalah-55dB bawah 50khz dan-40dB di atas 50khz.
Nilai spesifik amplitudo output (rangkaian terbuka) adalah 10V (puncak ke puncak).
Nilai spesifik impedansi output 50ohm.
Bentuk gelombang output yang berbeda seperti sinus, persegi, segitiga, jalan, pulsa, AM dan FM dimodulasi, gelombang sewenang-wenang dapat dihasilkan dengan menggunakan function generator
Arti lain
Tipe lain dari function generator adalah sistem sub-yang menyediakan output sebanding dengan beberapa fungsi matematika dari input, misalnya, output mungkin sebanding dengan akar kuadrat dari input. Perangkat tersebut digunakan dalam sistem kontrol umpan balik dan di komputer analog. Sebuah function generator IC bernama ICL8038 (yang juga digunakan sebagai Voltage Controlled Oscillator (VCO)) dapat digunakan untuk menghasilkan gelombang segitiga, gelombang persegi, gelombang gigi gergaji atau bahkan, gelombang sinus secara bersamaan. Untuk rating tegangan maksimum 36, lebih dari 300 kHz dari frekuensi dapat dihasilkan.
Cara menggunakan function generator
“Setelah powering pada function generator, output sinyal perlu dikonfigurasi dengan bentuk yang diinginkan Umumnya, ini berarti menghubungkan sinyal dan menyebabkan tanah untuk osiloskop untuk memeriksa kontrol.. Sesuaikan function generator, untuk mendapatkan sinyal output yang benar, kemudian melampirkan mengarah sinyal dan tanah dari function generator ke input dan tanah dari perangkat yang diuji Untuk beberapa aplikasi, memimpin negatif dari function generator harus melampirkan ke input negatif dari perangkat,. tetapi biasanya melampirkan ke tanah cukup Sebuah perangkat seperti sebuah osiloskop kemudian digunakan untuk mengukur output sirkuit “..
2. osiloscop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu.

Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop ‘Dual Trace’ dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Apa Saja yang dapat diukur dengan Osiloskop?

Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Bagikan ini:

Selasa, 14 Oktober 2014

Pembuatan Ohm Meter Analog Multirange Beserta Tipe-Tipenya


Ohmmeter

Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor.Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik.Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:
 R = \frac{V}{I}
V= menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) 
 I= menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir.
  
  • Jenis – Jenis Ohm- Meter
     Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk ohm-meter analoq dan bentuk ohm-meter digital.
 
 Ohm-Meter Analoq
a.        
            Ohm-meter analoq lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog.
b.        
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Ohm-Meter Digital
Ohm-meter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.

  •  Tipe-Tipe Ohm Meter
  1. Ohm Meter Tipe Series
    Ohmmeter tipe seri sesungguhnya mengandung  sebuah gerakan d’Arsonval yang dihubungkan seri dengan tahanan dan batere ke sepasang terminal untuk hubungan ke tahanan yang tidak diketahui. Berarti arus melalui alat ukur bergantung pada tahanan yang diketahui, dan indikasi alat ukur sebanding dengan nilai yang tidak diketahui, dengan syarat bahwa masalah kalibrasi diperhitungkan.
    2
    Gambar 2. Diagram Ohm meter tipe seriesDimana : R1   = tahanan pembatas R2  = tahanan pengatur nol
    E    = batere didalam alat ukur
    Rm = tahanan dalam d’ Arsonval
    Rx  = tahanan yang tidak diketahui
    Desain dapat didekati dengan mengingat bahwa, jika Rh menyatakan arus ½ Idp, tahanan yang tidak diketahui harus sama denbgan tahanan dalam total ohmmeter. Berarti :
    Rh = R1 + (R2 x Rm) / (R2 + Rm)
    R1 = Rh – (Idp x Rm x Rh) / E
  2. Ohm Meter Tipe Shunt
    Diagram rangkaian sebuah ohmmeter tipe shunt ditunjukkan pada gambar 3. Alat ini terdiri dari senuah tahanan pengatur R1 dan gerak d’Arsonval. Tahanan yang akan diukur dihubungkan ke terminal-terminal A dan B. Di dalam rangkaian ini diperlukan sebuah sakelar menghidupkan mematikan (off-on switch) untuk meutuskan hubungan batere ke rangkaian bila instrumen tidak digunakan. Analisa ohmmeter tipe shunt serupa dengan ohmmeter tipe seri, arus skala penuh adalah :
    Idp = E / (R1 + Rm)                   Rh = (R1 x Rm) / (R1 + Rm)
    Dimana : E     = Tegangan batere
    R1  = tahanan pembatas arus
    Rm = tahanan-dalam dari gerakan
    Rh = tahanan luar yang menyebabkan defleksi 0.5 skala.
    3
    Gambar 3. Diagram Ohm meter tipe shunt

SCHEMATIC DIAGRAM
 

ILLUSTRATION
 
INSTRUKSI

Pertama , Anda perlu Tentukan karakteristik gerakan meter Anda . Yang paling penting adalah untuk mengetahui defleksi skala penuh dalam milliamps atau microamps . Untuk Menentukan ini , menghubungkan gerakan meter , potensiometer , baterai , dan ammeter digital secara seri . Atur potensiometer sampai gerakan meter dibelokkan persis dengan penuh - skala . Baca layar ammeter ' s untuk menemukan penuh - nilai skala saat ini:
    

  •  Mengukur Nilai Resistansi Resistor (Ohm)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan sebelum melakukan pengukuran menggunakan ohm meter, yaitu :
  1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
  2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan pengaturan sekrup.
  3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Atur jarum AVO merer tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan tombol pengatur Nol Ohm.
  4. Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai skala Ohm yang dipilih oleh saklar Pemilih.
  5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan pasangalat ukur ohm saat komponen masih bertegangan).
  6. Baca Alat ukur.
D. Cara Membaca Ohm Meter
  1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
  2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
  3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum   = 26
Skala pengali                     = 10 k
Maka nilai resitansinya       = 26 x 10 k
= 260 k
= 260.000 Ohm.
4
Gambar 4 Skematik sederhana ohmmeter membuat sebuah ohmmeter
Tidak seperti voltmeter, yang menggunakan tegangan eksternal (luar) untuk menghasilkan arus yang digunakan untuk membuat simpangan pada jarum PMMC, sebuah ohmmeter harus mempunyai sumber tegangan internal (biasanya sebuah baterai) untuk menghasilkan arus yang dibutuhkan untuk pengukuran. Skematik dari ohmmter sederhana ditunjukkan pada gambar 1.
       Pada rangkaian gambar 1, kita dapat melihat bahwa tidak akan ada arus yang mengalir kecuali jika resistansi yang akan diukur, Rx, dihubungkan pada terminal ohmmeter yang terbuka. Ohmmeter didisain sehingga arus yang maksimum akan mengalir melewati  meteran ketika resistansi yang terhubung dengan terminal ohmmeter adalah sama dengan nol (misalkan hubung singkat, Rx = 0).Penyekalaan dari tampilan ohmmeter dihitung berdasarkan pergerakan simpangan dari berbagai nilai resistansi yang diukur. Karena kita ingin simpangan maksimum ketika terminal terhubung singkat, nilai Rs dihitung dengan cara yang sama seperti saat mendisain voltmeter, dihitung  Rs = (E / Ifsd) – Rm
5
Gambar 5
Penyekalaan sebuah ohmmeter
        Jadi, saat resistansi yang diukur adalah minimum (R = 0), maka arusnya akan maksimum. Begitu juga sebaliknya, ketika resistansi yang dikur maksimum (R = ), arusnya akan minimum atau sama dengan nol. Skala dari sebuah ohmmeter ditunjukkan pada gambar 2. Karena arus adalah berbanding terbalik dengan resistansi suatu rangkaian, jadi skalanya tidak linier. Contoh berikut menunjukkan prinsip ini.
       Disain sebuah ohmmeter menggunakan sebuah baterai 9 V dan sebuah meteran PMMC yang memiliki Ifsd = 1 mA dan Rm = 2 kΩ. hitung nilai Rketika pergerakan simpangannya 25%, 50%, dan 75%.
Solusi :
Nilai dari resistansi serinya adalah Rs = (9V / 1 mA) – 2 kΩ = 7 kΩ
E. Perbaikan Ohm meter
  1. Sebelum menggunakan ohmmeter hendaknya dikalibrasikan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
    a. Hubung singkat test lead (positif dan negatif ) sedangkan posisi rotari saklar pada perkalian 1.
    b. Aturlah sehingga jarum penunjuk pada posisi 0 W. Caranya adalah dengan mengatur zero adjustment.
    c. Bila jarum tidak bisa menunjuk sampai pada batas 0 W, maka berarti kondisi tidak pada skala penuh (arus tidak penuh dikarenakan tegangan batere berkurang) sehingga harus dilakukan pengetesan tegangan dalam (batere).
    d. Jika batere tegangannya telah berkurang 20 % maka harus diganti.
    e. Jika batere tegangannya masih dalam batasan toleransi maka deteksilah kemungkinan yang lain.
    f. Saklar rotari harus dilakukan pengetesan hubungan (kontak ke rangkaian ohmmeter perkalian 1). Bila hubungan agak renggang secara mekanik maka harus dikuatkan lagi hubungannya.
    g. Jika hubungan saklar rotari normal, maka deteksilah kemungkinan yang lain.
    h. Pengetesan pada variabel resistor (zero adjustment) tanpa melepas komponen. Hasil pengukuran menunjukkan kondisi potensiometer, bila hasil pengukuran dibawah nilai standar potensiometer dengan toleransi 1 % maka gantilah potensiometer itu (membandingkan nilai potensiometer pada ohmmeter standar yang digunakan sebagai referensi). Bila potensiometer dalam kondisi normal kemungkinan kesalahan pada resistansi shunt.
    i. Ukurlah resistansi shunt tersebut bandingkan dengan meter standar. Bila resistansi shunt tersebut nilainya dibawah toleransi 1 %, maka gantilah resistansi shunt tersebut.Bila resistansi shunt masih dalam kondisi normal carilah kemungkinanan yang lain.
    j. Lihatlah pegas pada jarum penyimpangan bila kondisi sudah tidak standar tingkat ke kelenturannya maka gantilah sedangkan kalau pegas masih dalam kondisi normal maka kemungkinan lain dari semuanya adalah pada moving coil.
    k. Pengecekan pada moving coil adalah dengan  menggunakan ohmmeter standar dan ukurlah ujung-ujung dari moving coil, hasil pengukuran menunjukkan tingkat hubungan dalam kumparan moving coil, bila kumparan moving coil putus maka gantilah moving coil tersebut.
  1. Cara perbaikan ohmmeter
    a. Posisikan rotari saklar pada posisi 1k W.
    b. Ukur sembarang nilai resistor, langkah awal penggunaan ohmmeter harus dilalui terlebih dahulu yaitu kalibrasi pada zero adjustment.
    c. Catat hasil penunjukan.
    d. Bandingkan dengan meter standar yang sama.
    e. Berapa % penyimpangan.
    f. Besarnya penyimpangan memberikan data kesalahan ukur.
    g. Jika kesalahannya lebih besar dari 10%, deteksilah kesalahan tersebut dengan cara sebagai berikut :
    1)  Lihat diagram rangkaian ohmmeter pada manual product.
    2) Ukurlah besarnya resistor yang digunakan untuk batas ukur 1 K W, dengan tanpa melepas komponen.
    3) Hasil pengukuran menunjukkan berapa % kesalahan pengukuran.
    4) Bila kesalahan lebih besar dari 1 % maka resistor tersebut harus diganti dengan nilai komponen yang sama
    pada manual product.
    5) Bila resistor masih normal maka carilah kemungkinan kerusakan yang lain.
    h. Saklar rotari harus dilakukan pengetesan hubungan (kontak ke rangkaian ohmmeter perkalian 1). Bila hubungan agak renggang secara mekanik maka harus dikuatkan lagi hubungannya.
    j. Jika hubungan saklar rotari normal, maka deteksilah kemungkinan yang lain.
    k. Pengetesan pada variabel resistor (zero adjustment) tanpa melepas komponen. Hasil pengukuran menunjukkan kondisi potensiometer, bila hasil pengukuran dibawah nilai standar potensiometer dengan toleransi 1%, maka gantilah potensiometer itu (membandingkan nilai potensiometer pada ohmmeter standar yang digunakan sebagai referensi). Bila potensiometer dalam kondisi normal kemungkinan kesalahan pada resistansi shunt.
    l. Ukurlah resistansi shunt tersebut bandingkan dengan meter standar. Bila resistansi shunt tersebut nilainya dibawah toleransi 1%, maka gantilah resistansi shunt tersebut.Bila resistansi shunt masih dalam kondisi normal carilah kemungkinanan yang lain.
    m. Lihatlah pegas pada jarum penyimpangan bila kondisi sudah tidak standar tingkat ke kelenturannya maka gantilah sedangkan kalau pegas masih dalam kondisi normal maka kemungkinan lain dari semuanya adalah pada moving coil.
    n. Pengecekan pada moving coil adalah dengan  menggunakan ohmmeter standar dan ukurlah ujung-ujung dari moving coil, hasil pengukuran menunjukkan tingkat hubungan dalam kumparan moving coil, bila kumparan moving coil putus maka gantilah moving coil tersebut.
  1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
  2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak perlu dilakukan pengaturan sekrup.
  3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala ohm pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Atur jarum AVO merer tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan tombol pengatur Nol Ohm.
  4. Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai skala Ohm yang dipilih oleh saklar Pemilih.
  5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan pasangalat ukur ohm saat komponen masih bertegangan).
  6. Baca Alat ukur.
D. Cara Membaca Ohm Meter
  1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
  2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
  3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum   = 26
Skala pengali                     = 10 k
Maka nilai resitansinya       = 26 x 10 k
= 260 k
= 260.000 Ohm.
4
Gambar 4 Skematik sederhana ohmmeter membuat sebuah ohmmeter
Tidak seperti voltmeter, yang menggunakan tegangan eksternal (luar) untuk menghasilkan arus yang digunakan untuk membuat simpangan pada jarum PMMC, sebuah ohmmeter harus mempunyai sumber tegangan internal (biasanya sebuah baterai) untuk menghasilkan arus yang dibutuhkan untuk pengukuran. Skematik dari ohmmter sederhana ditunjukkan pada gambar 1.
       Pada rangkaian gambar 1, kita dapat melihat bahwa tidak akan ada arus yang mengalir kecuali jika resistansi yang akan diukur, Rx, dihubungkan pada terminal ohmmeter yang terbuka. Ohmmeter didisain sehingga arus yang maksimum akan mengalir melewati  meteran ketika resistansi yang terhubung dengan terminal ohmmeter adalah sama dengan nol (misalkan hubung singkat, Rx = 0).Penyekalaan dari tampilan ohmmeter dihitung berdasarkan pergerakan simpangan dari berbagai nilai resistansi yang diukur. Karena kita ingin simpangan maksimum ketika terminal terhubung singkat, nilai Rs dihitung dengan cara yang sama seperti saat mendisain voltmeter, dihitung  Rs = (E / Ifsd) – Rm
5
Gambar 5
Penyekalaan sebuah ohmmeter
        Jadi, saat resistansi yang diukur adalah minimum (R = 0), maka arusnya akan maksimum. Begitu juga sebaliknya, ketika resistansi yang dikur maksimum (R = ), arusnya akan minimum atau sama dengan nol. Skala dari sebuah ohmmeter ditunjukkan pada gambar 2. Karena arus adalah berbanding terbalik dengan resistansi suatu rangkaian, jadi skalanya tidak linier. Contoh berikut menunjukkan prinsip ini.
       Disain sebuah ohmmeter menggunakan sebuah baterai 9 V dan sebuah meteran PMMC yang memiliki Ifsd = 1 mA dan Rm = 2 kΩ. hitung nilai Rketika pergerakan simpangannya 25%, 50%, dan 75%.
Solusi :
Nilai dari resistansi serinya adalah Rs = (9V / 1 mA) – 2 kΩ = 7 kΩ
E. Perbaikan Ohm meter
  1. Sebelum menggunakan ohmmeter hendaknya dikalibrasikan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
    a. Hubung singkat test lead (positif dan negatif ) sedangkan posisi rotari saklar pada perkalian 1.
    b. Aturlah sehingga jarum penunjuk pada posisi 0 W. Caranya adalah dengan mengatur zero adjustment.
    c. Bila jarum tidak bisa menunjuk sampai pada batas 0 W, maka berarti kondisi tidak pada skala penuh (arus tidak penuh dikarenakan tegangan batere berkurang) sehingga harus dilakukan pengetesan tegangan dalam (batere).
    d. Jika batere tegangannya telah berkurang 20 % maka harus diganti.
    e. Jika batere tegangannya masih dalam batasan toleransi maka deteksilah kemungkinan yang lain.
    f. Saklar rotari harus dilakukan pengetesan hubungan (kontak ke rangkaian ohmmeter perkalian 1). Bila hubungan agak renggang secara mekanik maka harus dikuatkan lagi hubungannya.
    g. Jika hubungan saklar rotari normal, maka deteksilah kemungkinan yang lain.
    h. Pengetesan pada variabel resistor (zero adjustment) tanpa melepas komponen. Hasil pengukuran menunjukkan kondisi potensiometer, bila hasil pengukuran dibawah nilai standar potensiometer dengan toleransi 1 % maka gantilah potensiometer itu (membandingkan nilai potensiometer pada ohmmeter standar yang digunakan sebagai referensi). Bila potensiometer dalam kondisi normal kemungkinan kesalahan pada resistansi shunt.
    i. Ukurlah resistansi shunt tersebut bandingkan dengan meter standar. Bila resistansi shunt tersebut nilainya dibawah toleransi 1 %, maka gantilah resistansi shunt tersebut.Bila resistansi shunt masih dalam kondisi normal carilah kemungkinanan yang lain.
    j. Lihatlah pegas pada jarum penyimpangan bila kondisi sudah tidak standar tingkat ke kelenturannya maka gantilah sedangkan kalau pegas masih dalam kondisi normal maka kemungkinan lain dari semuanya adalah pada moving coil.
    k. Pengecekan pada moving coil adalah dengan  menggunakan ohmmeter standar dan ukurlah ujung-ujung dari moving coil, hasil pengukuran menunjukkan tingkat hubungan dalam kumparan moving coil, bila kumparan moving coil putus maka gantilah moving coil tersebut.
  1. Cara perbaikan ohmmeter
    a. Posisikan rotari saklar pada posisi 1k W.
    b. Ukur sembarang nilai resistor, langkah awal penggunaan ohmmeter harus dilalui terlebih dahulu yaitu kalibrasi pada zero adjustment.
    c. Catat hasil penunjukan.
    d. Bandingkan dengan meter standar yang sama.
    e. Berapa % penyimpangan.
    f. Besarnya penyimpangan memberikan data kesalahan ukur.
    g. Jika kesalahannya lebih besar dari 10%, deteksilah kesalahan tersebut dengan cara sebagai berikut :
    1)  Lihat diagram rangkaian ohmmeter pada manual product.
    2) Ukurlah besarnya resistor yang digunakan untuk batas ukur 1 K W, dengan tanpa melepas komponen.
    3) Hasil pengukuran menunjukkan berapa % kesalahan pengukuran.
    4) Bila kesalahan lebih besar dari 1 % maka resistor tersebut harus diganti dengan nilai komponen yang sama
    pada manual product.
    5) Bila resistor masih normal maka carilah kemungkinan kerusakan yang lain.
    h. Saklar rotari harus dilakukan pengetesan hubungan (kontak ke rangkaian ohmmeter perkalian 1). Bila hubungan agak renggang secara mekanik maka harus dikuatkan lagi hubungannya.
    j. Jika hubungan saklar rotari normal, maka deteksilah kemungkinan yang lain.
    k. Pengetesan pada variabel resistor (zero adjustment) tanpa melepas komponen. Hasil pengukuran menunjukkan kondisi potensiometer, bila hasil pengukuran dibawah nilai standar potensiometer dengan toleransi 1%, maka gantilah potensiometer itu (membandingkan nilai potensiometer pada ohmmeter standar yang digunakan sebagai referensi). Bila potensiometer dalam kondisi normal kemungkinan kesalahan pada resistansi shunt.
    l. Ukurlah resistansi shunt tersebut bandingkan dengan meter standar. Bila resistansi shunt tersebut nilainya dibawah toleransi 1%, maka gantilah resistansi shunt tersebut.Bila resistansi shunt masih dalam kondisi normal carilah kemungkinanan yang lain.
    m. Lihatlah pegas pada jarum penyimpangan bila kondisi sudah tidak standar tingkat ke kelenturannya maka gantilah sedangkan kalau pegas masih dalam kondisi normal maka kemungkinan lain dari semuanya adalah pada moving coil.
    n. Pengecekan pada moving coil adalah dengan  menggunakan ohmmeter standar dan ukurlah ujung-ujung dari moving coil, hasil pengukuran menunjukkan tingkat hubungan dalam kumparan moving coil, bila kumparan moving coil putus maka gantilah moving coil tersebut.
  •  pembuatan   
              Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak dan hambatannya diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase melalui resistor. Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat juga digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tin
               Untuk mengukur besarnya harga resistansi yang kecil dari sebuah tahanan seperti kabel atau shunt resistor sedikit mengalami kesulitan. Selain itu faktor R wire (hambatan yang terdapat pada kabel) pada kabel probe berpengaruh terhadap proses pengukuran resistansi. Oleh karena itu, dibuat sebuah ohm meter digital yang dapat melakukan pengukuran terhadap resistansi yang kecil. Dimana hambatan yang terdapat pada probe sangat kecil sekali. Proses kerja dari alat ini adalah R yang diukur dihubungkan dengan jembatan kelvin berganda melalui probe, sehingga timbul beda tegangan pada jembatan Kelvin berganda. Beda tegangan yang dihasilkan sangat kecil, sehingga harus diperbesar menggunakan instrumentasi amplifier. Output ini kemudian dihubungkan dengan ICL 7107 sebagai konverter dari data analog menjadi digital sekaligus berfungsi sebagai display. Dari hasil pengujian sistem didapatkan sistem yang dapat digunakan untuk mengukur resistansi yang kecil dengan range pengukuran 1m - 1m. Dari hasil pengujian ohm meter digital dibandingkan dengan hasil pengujian dengan menggunakan portable double bridge type 2769 sebagai acuan, terdapat error sebesar 5.959%.